Setiap orang berkewajiban
memelihara kelestarian lingkungan hidup serta mencegah dan
menanggulangi pencemaran dan perusakan lingkungan hidup. Namun
bagaimanakah pemenuhan kewjiban tersebut dapat dilaksanakan secara
benar. Jika setiap orang hanya bisa menumpuk sampah yang kemudian
dikumpulkan ditempat pembuangan akhir, tanpa berfikir bagaimana
memproses tumpukan sampah itu. Meski sudah banyak gerakan masyarakat
dalam hal pengelolan sampah, namun jumlahnya belum sepadan jika
dibandingkan dengan produksi sampah yang cenderung terus meningkat.
Di tempat penampungan
sampah, sampah-sampah ini disortasi. Sortasi sampah merupakan bagian
yang cukup rumit. Banyak makan waktu dan tenaga, karena itu sebaiknya
warga memisahkan sampah organik dan non organik sejak dari
rumah-rumah, seperti misalnya kemasan makanan dari styrofoam
dipisahkan menjadi barang non-orgnaik, dan sisa-sisa makanan
dimasukan ke dalam sampah kategori organik. Hal ini perlu penyadaran
yang terus menerus, mungkin perlu waktu lama tetapi harus dimulai
sejak dari sekarang. Mungkin sebagai perangsang bisa dengan
memberikan reward bagi warga yang mau memisahkan sampahnya. Rewardnya
tidak perlu mahal-mahal, misalnya warga yang mau memisahkan sampahnya
diberi hadiah tanaman hias atau tanaman-tanaman yang lain.
Sebenarnya apabila
dikelola dengan benar, sampah bukan lagi masalah. Sebaliknya sampah
dapat digali nilai ekonomisnya, dapat menampung tenaga kerja tidak
terdidik, dapat dimanfaatkan untuk menunjang kegiatan masyarakat
lainnya, sambil mengelola lingkungan secara lebih baik. Sekarang yang
perlu kita lakukan adalah mensosialisasikan pengelolaan sampah yang
benar kepada masyarakat, khususnya masyarakat pedesaan. Kegiatan
sosialisasi tersebut bisa diberikan dalam acara PKK, rembug desa atau
semacamnya.
Salah satu faktor penentu
keberhasilan pengelolaan sampah adalah keikutsertaan masyarakat
setempat untuk lebih memperhatikan lingkungan secara berkelanjutan.
Sebab sumber awal penumpukan sampah adalah masyarakat, maka
masyarakat pulalah yang harus menjalankan funsinya dalam konteks
manajemen persampahan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar